Langsung ke konten utama

Urbanisasi


            Hai! Seperti yang kita tahu bahwa DKI Jakarta merupakan Ibu Kota negara kita yakni Indonesia. Bukan hanya sebagai pusat pemerintahan, melainkan Jakarta juga sebagai pusat perekonomian di Indonesia. Dan inilah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa banyak terjadinya masyarakat luar yang melakukan urbanisasi ke Ibu Kota.
            Memangnya apa itu urbanisasi? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk yang asalnya dari desa ke kota, atau perpindahan penduduk dari kota kecil ke kota besar dengan tujuan untuk menetap atau mencari pekerjaan. Tingginya besar angka urbanisasi dapat menjadi masalah apabila tidak diimbangi dengan luasnya daerah itu sendiri ataupun fasilitas umumnya dan sebagainya.
            Bagaimana faktor pendorong terjadinya urbanisasi? Untuk faktor-faktor pendorong urbanisasi ada yang dari desa dan juga dari kota.

1. Faktor pendorong dari desa
  • Terbatasnya atau sedikitnya lapangan pekerjaan di desa (dapat menjadi faktor utama).
  • Banyak fasilitas-fasilitas yang belum memadai, misalnya seperti fasilitas: pendidikan, transportasi umum, kesehatan dan lain-lain.
  • Di desa umumnya upah pekerjaan sangat rendah, jadi para tenaga kerja mencari upah yang tinggi.
2. Faktor penarik dari kota
  • Lapangan pekerjaan jauh lebih banyak dan beragam dibanding di desa.
  • Upah di kota dianggap jauh lebih besar jika dibandingkan dengan di desa.
  • Di kota fasilitas umum sudah banyak yang memadai, misalnya seperti fasilitas: pendidikan, kesehatan, transportasi, hiburan dan lain-lain.
  • Kota dijadikan sebagai pusat pemerintahan, industri, teknologi, bisnis dan lain-lain sehingga dapat menarik tenaga kerja.
Seperti apa contoh urbanisasi di Indonesia? Misalnya penduduk Provinsi Sumatera Barat yang merantau ke Jakarta, Riau atau Batam untuk mencari pekerjaan.

Apa hubungannya individu, keluarga?
Individu memiliki relasi mutlak dengan keluarga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Terjadi hubungan dengan ibu, ayah, dan kakak – adik. Dengan orang tua, dengan saudara – saudara kandung, terjalin relasi biologis yang disusul oleh relasi psikologis dan sosial pada umumnya.
Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial. Relasi khusus oleh kebudayaan lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, bahkan nilai-nilai agama sekalipun). Masalah kekerabatan seperti adanya marga dan keluarga besar banyak dibahas dalam antropologi, yang menunjukkan kelakuan dan tindakan secara tertib dan teratur dalam berbagai deferensi peran dan fungsinya melalui proses sosialisasi atau internalisasi.

Komentar